7 Des 2010

CONTOH PROPOSAL PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS JUDUL : “Meningkatkan Kemampuan Pronunciation Bahasa Inggris Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya melalui metode Direct Method” I. Pendahuluan Kemampuan menggunakan bahasa Inggris merupakan suatu keharusan yang pada era global dan komunikasi saat ini. Oleh karena itu penguasaan bahasa inggris pada level kelas menengah sangat ditekankan , khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapakan dengan penguasaan bahasa inggris yang baik tersebut, siswa SMK dapat menjadi individu – individu yang siap berperan aktif dalam persaingan global nanti. Pengajaran mata pelajaran bahasa Inggris di SMK masih meliputi 4 hal yang utama, yaitu Listening (menyimak), Speaking (berbicara), Reading (membaca) dan Writing (menulis). Unsur – unsur bahasa yang lainnya juga diajarkan, antara lain Vocabulary (kosa kata), grammar (tata bahasa) dan Pronunciation (pelafalan) sesuai dengan kisi – kisi pencapaian indicator dalam alat pencapaian tujuan pembelajaran Dari keempat 4 keterampilan bahasa tersebut, pembelajaran keterampilan berbicara yang berkaitan dengan pronunciation ternyata kurang berjalan sebagaimana mestinya. Dalam kenyataannya siswa masih lemah dalam hal pelafalan. Dalam hal ini peneliti menemukan banyak sekali kesalahan siswa dalam melafalakan suatu kosa kata dengan benar. Misalnya, saat siswa melafalkan cook (kuk) menjadi (cok), You (yu) menjadi (you) dan masih banyak lagi. Pronunciation siswa sangat kental dipengaruhi oleh pelafalan bahasa ibu mereka, yaitu bahasa Indonesia. Tidak mengherankan bila pengaruh bahasa ibu (L1) ini mempengaruhi dalam penguasaan bahasa asing atau bahasa kedua (L2). Sebagaimana kita tahu, bahwa Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang sangat tidak konsisten dalam pelafalan suatu kosa kata. Pembelajaran di SMK seharusnya bisa lebih menekankan pada aspek bahasa inggris sebagai alat komunikasi, jadi siswa SMK bukan hanya mempelajari kaidah - kaidah bahasa Inggris, akan tetapi siswa harus bisa menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Kenyataannya Siswa di SMK Barunawati masih sulit menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi, setidaknya mereka bisa menggunakannya dalam pembelajaran bahasa Inggris, namun hal ini pun sangat sulit dilakukan dengan segala macam alasan yang mereka lontarkan. Pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa kurang bisa berbicara dalam bahasa inggris, dan keengganan mereka ini menyebabkan mereka para siswa tidak terlatih untuk melafalkan vocabularies dengan benar. Pronunciation atau pelafalan di dalam bahasa Inggris sendiri sangatlah penting. Kesalahan dalam pelafalan suatu kosa kata bisa menyebabkan salah pengertian pada saat kita berbicara dalam bahasa Inggris. Misalnya seperti pelafalan I yang bermakna saya diucapkan i, bukan ai tidak akan bermakna apa – apa. II. Perumusan masalah 2.1. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam menggunakan metode Direct Method dalam pembelajaran Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya? 2.2. Apakah penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya? III. Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi langkah – langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode Direct Method dalam pembelajaran Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. IV. Hipotesis Tindakan - Dengan menggunakan metode Direct Method, maka Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya yang menjadi subyek penelitian ini meningkat. V. Manfaat penelitian - Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya mengalami peningkatan yang signifikan - Guru bahasa Inggris dapat mengetahui langkah dalam menggunakan metode Direct Method untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa. - Melalui metode pembelajaran Direct Method membantu memperbaiki pembelajaran bahasa Inggris di SMK Barunawati Surabaya. VI. Ruang Lingkup - Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya - Metode pembelajaran Direct Method VII. Kajian Pustaka 1. Direct Method Direct Method (DM) adalah sebuah metode pembelajaran bahasa yang digunakan oleh Francois Gouin untuk menggantikan metode yang popular sebelumnya yaitu, Grammar Translation Method. Direct Method dikembangkan dengan menambahkan aktifitas fisik di dalam proses pembelajaran bahasa. Gouin menerapkan prinsip – prinsip yang merupakan gabungan dari ide, visualisasi serta aktifitas yang sesuai dengan kenyataan kehidupan sehari – hari. Krashen dalam Setiyadi (2006: 17) menyebutkan beberapa prinsip Direct Method, antara lain: a. Grammar diajarkan berdasarkan situasi dan melalui proses induktif b. Syllabus berdasarkan situasi dan berhubungan dengan kosa kata dan tata bahasa sehari – hari. c. Grammar dan Vocabulary diajarakan secara lisan d. Makna kongkrit dijelaskan dengan cara menunjukkan obyek fisik dan obyek abstrak melalui penggabungan ide dan tidak melalui penterjemahan. e. Pengulangan materi baru dimaksudkan agar para pembelajar dapat memperoleh bahasa secara alamiah. f. Listening (menyimak) dan menirukan suara didrill sehingga pembelajar bahasa secara otomatis bisa mengucapkan suara tersebut dengan benar. g. Pembelajar bahasa belajar bahasa target di dalam kelas setiap saat. h. Bunyi bahasa sangatlah penting, dan bunyi tersebut diajarkan di awal – awal pelajaran. i. Membaca harus dengan dua skill yaitu mendengarkan dan berbicara, dan materi bacaan harus mengandung dua skill tersebut. Tidak ada standarisasi dalam prosedur penggunaan Direct Method, setiap orang bisa mengembangkan prosedur mereka sendiri, selama prosedur tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip yang dianut oleh Direct Method. Satu hal yang menjadi dasar prosedur pengajaran bahasa dengan menggunakan direct method adalah pertama, bahasa diperkenalkan melalui telinga, kemudian diteruskan mealaui mata dan yang terakhir adalah dengan membaca dan menulis. Peneliti menggunakan prosedur berdasarkan apa yang dianjurkan Larsen – Freeman (2000: 26 - 28) di bawah ini: 1. Setiap siswa mempunyai materi bacaan mereka sendiri. 2. Siswa dipanggil satu persatu, dan mereka membaca materi bacaan mereka dengan keras. 3. Setelah murid selesai membaca, guru bertanya pada siswa menggunakan bahasa target apakah siswa tersebut ada pertanyaan 4. Guru memberikan contoh pronunciation yang benar pada siswa 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa, pertanyaan tesebut adalah tentang siswa – siswa di dalam kelas tersebut. 6. Siswa membuat pertanyaan dan pernyataan mereka sendiri, kemudian mereka meneruskannya dengan cara melempar pertanyaan pada murid yang lain dia dalam kelas. 7. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan, dengan cara mengisi titik titik 8. Siswa membaca sebuah kalimat dengan keras, dan mereka harus memberikan jawaban pada titik – titik pada saat mereka membaca teks bacaan. VIII. Pelaksanaan Penelitian a. Recana penelitian 1. Subjek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. 2. Tempat Penelitian SMK barunawati Surabaya 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai tanggal 22 Juli sampai dengan 19 Agustus 2009, pada tahun ajaran 2009/2010. 4. Lama Penelitian Penelitian ini memakan waktu selam satu bulan. b. Prosedur Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah terhadap lemahnya pronunciation bahasa inggris siswa kelas XII SMK barunawati Surabaya. Berdasarkan refleksi awal ditemukan bahwa pola pembelajaran yang kurang menitikberatkan pada keterampilan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris, hal ini berakibat pronunciation siswa menjadi kurang terlatih. lemahnya pelafalan kosa kata bahasa Inggris siswa ini sangatlah fatal. Seperti yang kita ketahui bahwa pelafalan bahasa Inggris yang salah akan menimbulkan salah makna. Berrdasarkan penggunaan Direct Method yang ditawarkan sebagai solusi dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: (1) langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam menggunakam metode Direct Method dalam pembelajaran pronunciation bagi siswa SMK. Dan : (2) apakah penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan pronunciation bahasa Inggris siswa SMK. Berdasarkan rumusan tujuan, dilakukan kajian teori sehingga metode yang ditawarkan sebagai solusi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Teori yang digunakan adalah teori pengajaran bahasa asing dan bahasa kedua menggunakan metode Direct Method, dan teori tersebut berhubungan dengan pembelajaran unsur bahasa Inggris yaitu tentang pembelajaran pronunciation. Dari hasil kajian teori dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Berdasarakan rumusan hipotesis tindakan, dilakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan observasi, dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Datab tersebut kemudian dibandingkan dengan indicator keberhasilan penggunaan metode Direct Method, yaitu 70% (30) dari 40 siswa kelas XII SMK Barunawati mampu dengan baik melafalkan kata – kata bahasa Inggris dengan benar sesuai dengan kejelasan dan intonasi. c. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Barunawati yang beralamatkan di JL. Subyek penelitian adalah siswa kelas kelas XII SMK Barunawati yang terdiri atas 43 siswa, kesemuanya adalah perempuan. IX. Hasil Penelitian dan Pembahasan X. Kesimpulan dan Saran XI. Daftar pustaka Baca Selengkapnya...

TEST

INI ADALAH CONTOH ARTIKEL YG MENGGUNAKAN BACA SELANJUTNYA Ini adalah bacaan lanjutannya Baca Selengkapnya...

4 Jun 2010

PROPOSAL PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS JUDUL : “Meningkatkan Kemampuan Pronunciation Bahasa Inggris Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya melalui metode Direct Method” I. Pendahuluan Kemampuan menggunakan bahasa Inggris merupakan suatu keharusan yang pada era global dan komunikasi saat ini. Oleh karena itu penguasaan bahasa inggris pada level kelas menengah sangat ditekankan , khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapakan dengan penguasaan bahasa inggris yang baik tersebut, siswa SMK dapat menjadi individu – individu yang siap berperan aktif dalam persaingan global nanti. Pengajaran mata pelajaran bahasa Inggris di SMK masih meliputi 4 hal yang utama, yaitu Listening (menyimak), Speaking (berbicara), Reading (membaca) dan Writing (menulis). Unsur – unsur bahasa yang lainnya juga diajarkan, antara lain Vocabulary (kosa kata), grammar (tata bahasa) dan Pronunciation (pelafalan) sesuai dengan kisi – kisi pencapaian indicator dalam alat pencapaian tujuan pembelajaran. Dari keempat 4 keterampilan bahasa tersebut, pembelajaran keterampilan berbicara yang berkaitan dengan pronunciation ternyata kurang berjalan sebagaimana mestinya. Dalam kenyataannya siswa masih lemah dalam hal pelafalan. Dalam hal ini peneliti menemukan banyak sekali kesalahan siswa dalam melafalakan suatu kosa kata dengan benar. Misalnya, saat siswa melafalkan cook (kuk) menjadi (cok), You (yu) menjadi (you) dan masih banyak lagi. Pronunciation siswa sangat kental dipengaruhi oleh pelafalan bahasa ibu mereka, yaitu bahasa Indonesia. Tidak mengherankan bila pengaruh bahasa ibu (L1) ini mempengaruhi dalam penguasaan bahasa asing atau bahasa kedua (L2). Sebagaimana kita tahu, bahwa Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang sangat tidak konsisten dalam pelafalan suatu kosa kata. Pembelajaran di SMK seharusnya bisa lebih menekankan pada aspek bahasa inggris sebagai alat komunikasi, jadi siswa SMK bukan hanya mempelajari kaidah - kaidah bahasa Inggris, akan tetapi siswa harus bisa menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Kenyataannya Siswa di SMK Barunawati masih sulit menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi, setidaknya mereka bisa menggunakannya dalam pembelajaran bahasa Inggris, namun hal ini pun sangat sulit dilakukan dengan segala macam alasan yang mereka lontarkan. Pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa kurang bisa berbicara dalam bahasa inggris, dan keengganan mereka ini menyebabkan mereka para siswa tidak terlatih untuk melafalkan vocabularies dengan benar. Pronunciation atau pelafalan di dalam bahasa Inggris sendiri sangatlah penting. Kesalahan dalam pelafalan suatu kosa kata bisa menyebabkan salah pengertian pada saat kita berbicara dalam bahasa Inggris. Misalnya seperti pelafalan I yang bermakna saya diucapkan i, bukan ai tidak akan bermakna apa – apa. II. Perumusan masalah 2.1. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam menggunakan metode Direct Method dalam pembelajaran Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya? 2.2. Apakah penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya? III. Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi langkah – langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode Direct Method dalam pembelajaran Pronunciation bahasa Inggris siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. IV. Hipotesis Tindakan - Dengan menggunakan metode Direct Method, maka Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya yang menjadi subyek penelitian ini meningkat. V. Manfaat penelitian - Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya mengalami peningkatan yang signifikan - Guru bahasa Inggris dapat mengetahui langkah dalam menggunakan metode Direct Method untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa. - Melalui metode pembelajaran Direct Method membantu memperbaiki pembelajaran bahasa Inggris di SMK Barunawati Surabaya. VI. Ruang Lingkup - Kemampuan pronunciation Siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya - Metode pembelajaran Direct Method VII. Kajian Pustaka 1. Direct Method Direct Method (DM) adalah sebuah metode pembelajaran bahasa yang digunakan oleh Francois Gouin untuk menggantikan metode yang popular sebelumnya yaitu, Grammar Translation Method. Direct Method dikembangkan dengan menambahkan aktifitas fisik di dalam proses pembelajaran bahasa. Gouin menerapkan prinsip – prinsip yang merupakan gabungan dari ide, visualisasi serta aktifitas yang sesuai dengan kenyataan kehidupan sehari – hari. Krashen dalam Setiyadi (2006: 17) menyebutkan beberapa prinsip Direct Method, antara lain: a. Grammar diajarkan berdasarkan situasi dan melalui proses induktif b. Syllabus berdasarkan situasi dan berhubungan dengan kosa kata dan tata bahasa sehari – hari. c. Grammar dan Vocabulary diajarakan secara lisan d. Makna kongkrit dijelaskan dengan cara menunjukkan obyek fisik dan obyek abstrak melalui penggabungan ide dan tidak melalui penterjemahan. e. Pengulangan materi baru dimaksudkan agar para pembelajar dapat memperoleh bahasa secara alamiah. f. Listening (menyimak) dan menirukan suara didrill sehingga pembelajar bahasa secara otomatis bisa mengucapkan suara tersebut dengan benar. g. Pembelajar bahasa belajar bahasa target di dalam kelas setiap saat. h. Bunyi bahasa sangatlah penting, dan bunyi tersebut diajarkan di awal – awal pelajaran. i. Membaca harus dengan dua skill yaitu mendengarkan dan berbicara, dan materi bacaan harus mengandung dua skill tersebut. Tidak ada standarisasi dalam prosedur penggunaan Direct Method, setiap orang bisa mengembangkan prosedur mereka sendiri, selama prosedur tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip yang dianut oleh Direct Method. Satu hal yang menjadi dasar prosedur pengajaran bahasa dengan menggunakan direct method adalah pertama, bahasa diperkenalkan melalui telinga, kemudian diteruskan mealaui mata dan yang terakhir adalah dengan membaca dan menulis. Peneliti menggunakan prosedur berdasarkan apa yang dianjurkan Larsen – Freeman (2000: 26 - 28) di bawah ini: 1. Setiap siswa mempunyai materi bacaan mereka sendiri. 2. Siswa dipanggil satu persatu, dan mereka membaca materi bacaan mereka dengan keras. 3. Setelah murid selesai membaca, guru bertanya pada siswa menggunakan bahasa target apakah siswa tersebut ada pertanyaan 4. Guru memberikan contoh pronunciation yang benar pada siswa 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa, pertanyaan tesebut adalah tentang siswa – siswa di dalam kelas tersebut. 6. Siswa membuat pertanyaan dan pernyataan mereka sendiri, kemudian mereka meneruskannya dengan cara melempar pertanyaan pada murid yang lain dia dalam kelas. 7. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan, dengan cara mengisi titik titik 8. Siswa membaca sebuah kalimat dengan keras, dan mereka harus memberikan jawaban pada titik – titik pada saat mereka membaca teks bacaan. VIII. Pelaksanaan Penelitian a. Recana penelitian 1. Subjek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. 2. Tempat Penelitian SMK barunawati Surabaya 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai tanggal 22 Juli sampai dengan 19 Agustus 2009, pada tahun ajaran 2009/2010. 4. Lama Penelitian Penelitian ini memakan waktu selam satu bulan. b. Prosedur Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah terhadap lemahnya pronunciation bahasa inggris siswa kelas XII SMK barunawati Surabaya. Berdasarkan refleksi awal ditemukan bahwa pola pembelajaran yang kurang menitikberatkan pada keterampilan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris, hal ini berakibat pronunciation siswa menjadi kurang terlatih. lemahnya pelafalan kosa kata bahasa Inggris siswa ini sangatlah fatal. Seperti yang kita ketahui bahwa pelafalan bahasa Inggris yang salah akan menimbulkan salah makna. Berrdasarkan penggunaan Direct Method yang ditawarkan sebagai solusi dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: (1) langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam menggunakam metode Direct Method dalam pembelajaran pronunciation bagi siswa SMK. Dan : (2) apakah penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan pronunciation bahasa Inggris siswa SMK. Berdasarkan rumusan tujuan, dilakukan kajian teori sehingga metode yang ditawarkan sebagai solusi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Teori yang digunakan adalah teori pengajaran bahasa asing dan bahasa kedua menggunakan metode Direct Method, dan teori tersebut berhubungan dengan pembelajaran unsur bahasa Inggris yaitu tentang pembelajaran pronunciation. Dari hasil kajian teori dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu penggunaan metode Direct Method dapat meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Berdasarakan rumusan hipotesis tindakan, dilakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan observasi, dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil kemampuan pronunciation siswa kelas XII SMK Barunawati Surabaya. Datab tersebut kemudian dibandingkan dengan indicator keberhasilan penggunaan metode Direct Method, yaitu 70% (30) dari 40 siswa kelas XII SMK Barunawati mampu dengan baik melafalkan kata – kata bahasa Inggris dengan benar sesuai dengan kejelasan dan intonasi. c. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Barunawati yang beralamatkan di JL. Subyek penelitian adalah siswa kelas kelas XII SMK Barunawati yang terdiri atas 43 siswa, kesemuanya adalah perempuan. IX. Hasil Penelitian dan Pembahasan X. Kesimpulan dan Saran XI. Daftar pustaka Baca Selengkapnya...

11 Mei 2010

CARA MEMBUAT PROPOSAL

PROPOSAL

Apa itu Proposal ?

* Proposal adalah terjemahan dari kata “proposal” yang artinya “usul”
* Sehingga proposal adalah usulan/uraian suatu kegiatan yang direncanakan


Pada Saat Kapan Proposal Dibuat ?

* Dibuat pada saat kita akan melakukan suatu kegiatan
* Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan skala kecil atau besar, yang intinya dengan proposal, panitia mencoba melakukan usulan/penawaran kepada pihak-pihak tertentu
* Dapat berupa proposal permohonan bantuan (biasanya berupa bantuan materiil/dana/barang) atau berbentuk pula proposal penawaran kerjasama yang sifatnya simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) = win-win cooperation


Siapa yang Membuat Proposal dan Kepada Siapa Proposal Dibuat ?

* Proposal disusun secara bersama-sama oleh kepanitiaan yang terbentuk
* Proposal diusulkan/ditawarkan kepada pihak-pihak tertentu seperti :
o - pihak donatur

- pihak sponsor

* Pihak donatur adalah pihak yang kepadanya diharapkan bantuan berupa bantuan materiil/barang/dana yang diberikan secara cuma-cuma tanpa imbal balik serupa
* Pihak donatur ini biasanya adalah pihak yang memiliki ketertarikan terhadap jenis kegiatan yang direncanakan dan bersedia membantu kelancaran kegiatan secara positif
* Pihak sponsor adalah pihak yang kepadanya diberikan penawaran kerjasama yang sifatnya saling menguntungkan antara pihak panitia dengan pihak sponsor
* Pihak sponsor biasanya adalah pihak yang sedang melakukan promosi/pemasaran terhadap suatu produk tertentu
* Bentuk kerjasama dengan pihak sponsor berupa hubungan timbal balik dimana panitia akan meminta sejumlah uang/barang/fasilitas untuk mendukung kegiatan, sedangkan pihak sponsor meminta fasilitas dimana ia dapat mempromosikan/memasarkan produknya


Susunan Proposal

* Halaman Judul
* Latar Belakang
* Tujuan Kegiatan
* Nama dan Tema Kegiatan
* Bentuk Kegiatan
* Peserta
* Penyelenggara
* Jadwal dan Lokasi Kegiatan
* Susunan Acara
* Susunan Panitia
* Rencana Anggaran
* Penutup
* Penawaran Kerjasama (sponsorship)


Halaman Judul

Berisi nama/judul kegiatan, lokasi dan waktu penyelenggaraan kegiatan, dan penyelenggara yang berinisiatif merencanakan kegiatan

Latar Belakang

* Berisi alasan “mengapa” kegiatan tersebut direncanakan
* Latar belakang biasanya berisi 3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat/maksud umum ke kalimat/maksud khusus

Tujuan Kegiatan

* Berisi alasan “untuk apa” kegiatan tersebut direncanakan
* Tujuan dapat terdiri dari minimal 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting hingga tujuan yang kurang penting


Nama dan Tema Kegiatan

* Berisi nama/judul kegiatan dan tema yang diangkat dalam kegiatan
* Contoh :

- Nama kegiatan : “Lomba Lingkungan Sehat Tingkat Kelurahan Sukomakmur 2007”

- Tema kegiatan : “Lingkungan Bersih, Masyarakat Sehat”


Bentuk Kegiatan

* Berisi tentang format/bentuk sajian kegiatanC
* Contoh : dengan tema “Lingkungan Bersih, Masyarakat Sehat”, bentuk kegiatannya seperti :

- Lomba Lingkungan Sehat

- Lomba Membuat Taman Toga

- Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

- Penyemprotan Nyamuk Demam Berdarah

- Dll

Peserta

* Berisi keterangan tentang “siapa” yang akan ikut dalam kegiatan
* Orang yang menjadi peserta sesuai dengan segmen/jenis kegiatan yang direncanakan

Penyelenggara

* Berisi keterangan siapa yang menjadi penyelenggara kegiatan.
* Biasanya penyelenggara ini adalah suatu kelompok organisasi atau kumpulan yang hendak melaksanakan kegiatan karena alasan tertentu
* Pada bagian penyelenggara ini perlu pula ditampilkan nama dan nomor kontak atau sekretariat yang dapat dihubungi

Jadwal dan Lokasi Kegiatan

Berisi keterangan “kapan dan dimana” kegiatan akan dilaksanakan

Susunan Acara

* Berisi uraian susunan acara/pelaksanaan kegiatan dari saat mulai sampai selesai.
* Bisa ditampilkan dalam bentuk tabel dengan format kolom tabel sesuai kebutuhan (No, Waktu, Acara, Pelaksana,dll.)
* Pada sebuah kegiatan yang menggunakan pembicara, sebelum penyusunan acara perlu dilakukan konfirmasi untuk menyesuaikan waktu dan durasi tiap sesi pembicaraan

Susunan Panitia

* Berisi susunan kepanitiaan yang telah terbentuk
* Susunan panitia ini ditampilkan agar pihak yang membaca dapat memiliki data yang jelas dengan siapa pihaknya akan bekerjasama.

Rencana Anggaran

* Berisi rincian pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan dana yang masih diperlukan
* Disusun secara sederhana tetapi tetap menggunakan prinsip penyusunan keuangan

Penutup

* Berisi kalimat yang menyatakan harapan agar banyak pihak dapat tertarik untuk mendukung kegiatan.
* Ditandatangani oleh Ketua Pelaksana / Ketua Panitia dan mengetahui Penanggungjawab kegiatan

Penawaran Kerjasama (sponsorship)

* Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran kerjasama kepada pihak sponsor
* Umumnya pihak sponsor tertarik berpartisipasi dalam kegiatan jika :

- Kegiatan diikuti / dihadiri oleh banyak orang

- Ada kesempatan untuk display /selling product

- Kemudahan administrasi dan birokrasi

- Kesesuaian “apa yang bisa panitia tawarkan/jual” dengan “apa yang diinginkan pihak sponsor”

* Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran kerjasama kepada pihak sponsor
* kepanitiaan membutuhkan dukungan dalam bentuk dana, dan jumlah dana yang dibutuhkan haruslah sepadan dengan “Apa yang bisa ditawarkan / dijual“ panitia kepada pihak sponsor

Contoh

* Pada sebuah kegiatan Pemilihan Putra-Putri X, pihak sponsor akan menjadi Sponsor Tunggal apabila memberikan dana sebanyak 100% dari anggaran dengan kompensasi :

- Pemasangan 1o spanduk rentang di titik strategis

- Dominasi logo perusahaan pada backdrop

- 25 ID card panitia

- 1000 lembar pamphlet

- 25 kaos panitia

- Spot media

- Announce by MC selama Main Show

- Sharing / demo produk pada puncak acara

- Pemasangan 30 standing banner produk selama Main show

* Dapat juga dipilah lagi menjadi Sponsor Utama – 75% dari anggaran, Sponsor Madya – 50% dari anggaran, atau Sponsor Partisipan – 25% dari anggaran
* Dapat juga langsung meminta sejumlah dana, seperti :

- Sponsor Tunggal – keseluruhan anggaran

- Sponsor Utama – Rp 5 juta

- Sponsor Madya – Rp 3 juta

- Dst

* Besarnya dana yang diminta disesuaikan dengan kompensasi yang disanggupi oleh panitia
* Diperlukan ketrampilan berbicara yang baik untuk dapat menarik minat sihak sponsor, karena ada kemungkinan bahwa pihak sponsor mengajukan penawaran agar dana yang dikeluarkannya tidak banyak tetapi pihak sponsor mendapatkan banyak keuntungan dari kegiatan
* Jika terjadi demikian, perlu dipikirkan faktor “win-win solution / win-win benefit / win-win cooperation” antara 2 belah pihak

SELAMAT MENCOBA, KEMBANGARUM !!! Baca Selengkapnya...